Ini adalah sebuah film yang memiliki segudang pesan yang disampaaikannya. Film yang alurnya tidak begitu rumit dan dan sangat mudah untuk dipahami atau juga sebetulnya human behaviour.

Film ini menceritakan seorang petualang yang humoris melakukan perjalanan yang sangat dia sukai, yaitu memanjat. Ada satu tempat yang selalu ia favoritkan sebagai tempat untuk berlibur, yaitu Blue Canyon.

Tempat ini memang sangat indah untuk dikunjungi, namun tempat ini juga sangat kejam. Aron melakukan perjalanan dengan mobil menuju perkemahan dekat Blue Canyon. Dari tempat perkemahan itu Arron melanjutkan perjalanan menuju Blue Canyon dengan sepeda. Dia selalu membawa perlengkapannya, tidak lupa adalah sebuah handycam dan digicam.

Pada saat di Blue Canyon, Arron bertemu dengan 2 orang wanita yang sedang mencari tempat. Ketika itu, Arron yang sudah dibilang sering ke Blue Canyon memberitahu dan menjadi guide tersebut.

Setelah menjadi guide kedua wanita tersebut, rencananya Arron langsung ingin pulang. Pada saat perjalanan pulang itulah suatu peristiwa terjadi pada Arron. Dia terjatuh ke lubang dan batu besar menindih tangan kanannya sehingga dia tidak bias kemana-mana. Disinilah sebuah pesan tersampaikan.

Ketika kita seorang diri dan mengalami kesulitan, kita akan sangat merindukan orang yang kita sayangi, kita akan melepaskan semua keegoisan kita, kesombongan kita, keperkasaan kita. Keluarga adalah nomor satu, orang tua kita akan sangat menyayangi kita selamanya, ketika kita senang maupun ketika kita susah.

Tapi disini Arron berusaha untuk melepaskan batu yang menindih tangannya. Dia tidak panic, dia tetap berusaha untuk melepaskan batu yang menindihnya. Keadaan arron saat itu tidak begitu baik, karena persediaan air minum dia hanya sebotol. Dia berusaha melepaskan bau itu.

1 hari terlewati
2 hari terlewati
3 hari terlewati
4 hari terlewati

Dan hari kelima ketika semua usaha tersebut gagal, dia agak sedikit frustasi, dia berfikiran bahwa apa yang dia lakukan selama dia lahir, akan membawanya ke titik yang dia akan terjepit dan tidak ada satu pun orang yang menolongnya. Dia merindukan keluarganya yang secara sengaja dia jauhi, dia rindu akan dunia2 yang telah dia lewati.

Ketika semua jalan menuju buntu, akhirnya secara terpaksa dan sangat mengenaskan, dia memotong tangannya yang terjepit oleh batu. Terbebaslah dia walaupun dengan cacat.

Janganlah kita menjauhkan diri kita dengan tuhan kita, karena DIA adalah SATU…DIA tidak akan memberikan cobaan kepada kita cobaan yang tidak ada solusinya. Hanya dengan berdoa kepadaNYA dan berusaha. Itulah kuncinya